Rabu, 08 Oktober 2008

Jaringan Berkualitas di Pulau-Pulau Terluar

Press Release

Dumai, 21 Agustus 2008

Seiring dengan momentum kemerdekaan RI ke-63, Telkomsel kembali mempertegas komitmennya melayani hingga ke wilayah terpecil, bahari, maupun titik-titik terluar negeri yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Sebagai program rutin sekaligus upaya memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, Telkomsel melakukan Drive Test performansi jaringan di titik-titik terluar Kepulauan Riau, meliputi: Pulau Mapur, Bintan, Tanjung Balai Karimun, Selat Panjang, Bengkalis, dan berakhir di Dumai.

Drive Test Telkomsel Satu Indonesiaku ini dipimpin langsung oleh GM Network Operation Regional Sumbagteng Telkomsel Sigit Riyanto bersama dengan 10 wartawan dari berbagai media sebagai bentuk transparansi publik.

“Jarak yang ditempuh sepanjang jalur Drive Test ini sejauh 516 kilometer dan memakan waktu sekitar 12 jam, di mana 95%-nya telah ter-cover jaringan Telkomsel. Drive Test ini merupakan sesuatu yang rutin kami lakukan secara internal, selain pengecekan performansi jaringan, hasil Drive Test ini juga menjadi feedback bagi kami dalam upaya memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan,” ungkap Sigit.

Drive Test Kepri: GM Network Operation Regional Sumbagteng Telkomsel Sigit Riyanto (tengah) didampingi Wakil Walikota Dumai Sunaryo (kanan) dan Manager GraPARI Dumai Rudy Agusetiawan (kiri) menjelaskan jalur Drive Test jaringan Telkomsel di titik-titik terluar Kepulauan Riau (Kepri), meliputi: Pulau Mapur, Bintan, Tanjung Balai Karimun, Selat Panjang, Bengkalis, dan berakhir di Dumai (21/8). Drive Test sejauh 516 kilometer ini merupakan program rutin pengecekan performansi jaringan, sekaligus feedback bagi pelayanan pelanggan, di mana secara keseluruhan menunjukkan hasil Baik.

Seperti kita ketahui Kepulauan Riau memiliki geografis yang 96% merupakan wilayah perairan yang memisahkan pulau-pulau yang berjumlah sekitar 2.408. Kondisi geografis yang sulit bahkan berbatasan langsung dengan negara tetangga, seperti Vietnam, Kamboja, Malaysia, dan Singapura ini tidak membuat semangat Telkomsel untuk melayani pupus. Telkomsel melalui program Merah Putih (MEnembus daeRAH Pedesaan, IndUstri TerpencIl dan BaHari) dan penggelaran jaringan hingga ke pelosok Telkomsel telah memerdekakan bangsa dari keterisolasian komunikasi.

Di Kepulauan Riau yang berpenduduk sekitar 1,5 juta jiwa ini, Telkomsel telah menggelar lebih dari 500 BTS yang meng-cover sekitar 95% populasi wilayah ini. Saat ini jumlah pelanggan Telkomsel di Kepulauan Riau sekitar 1,2 juta yang merupakan bagian dari 5,5 juta pelanggan di Sumatera Bagian Tengah. Sedangkan untuk pelayanan pelanggan Telkomsel juga telah menyediakan 6 GraPARI dan 22 geraiHALO.

Banyak titik di Kepulauan Riau yang termasuk dalam daftar 92 pulau terluar Indonesia berdasarkan Peraturan Presiden No. 78/2005 tentang pengelolaan pulau kecil terluar. Pembangunan infrastruktur telekomunikasi di pulau terluar sebagai bentuk dukungan Telkomsel terhadap kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), di mana seperti kita ketahui Sipadan dan Ligitan diambil alih oleh negara tetangga Malaysia karena kurangnya kepedulian terhadap pembangunan.

Sedikitnya 19 pulau terluar di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang berada di gugusan pulau-pulau di Natuna, Batam, dan Karimun sampai saat ini belum diberi tanda sebagai bentuk monumental milik Kepri.

Selain itu, pulau kecil dan terluar itu selama ini disinyalir seringkali dijadikan sarang penyamun, penyelundupan, bahkan tidak menutup kemungkinan perompak. Dengan terbukanya akses komunikasi khususnya selular tentunya akan sangat membantu pihak keamanan untuk melakukan penjagaan dan pemantauan.

“Hadirnya layanan Telkomsel secara nyata menjadi percepatan pertumbuhan perekonomian dan kemasyarakatan sekaligus mampu menjadi katalisator dalam mempromosikan potensi daerah ini sekaligus menjadi manfaat bagi daya tarik investasi, peluang usaha, bahkan lapangan kerja baru. Terlebih lagi mengingat posisi penting Kepri yang secara geopolitik sangat strategis,” ungkap Sigit.

“Sejalan kegiatan Telkomsel dalam menjalankan operasional bisnisnya, kami selalu berupaya memberikan manfaat lain dengan melakukan berbagai kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud tanggung jawab perusahaan yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Dalam kesempatan ini kami memberikan kepedulian berupa sarana sekolah dan buku pendidikan senilai total Rp 20.000.000 dalam rangka mendukung program Community Development Pemerintah Kota Dumai,” tambah Sigit.

”Kami bersyukur bahwa seluruh sumber daya Telkomsel memiliki tekad untuk memberikan sumbangsih terbaiknya bagi kemajuan negeri ini. Seperti halnya kepedulian yang kami lakukan hari ini merupakan wujud nyata bahwa kami terus meningkatkan layanan dan melayani mulai dari wilayah perkotaan hingga pelosok tanpa pilih-pilih, agar tak ada lagi wilayah Indonesia yang terisolir. Untuk wilayah Sumatera layanan Telkomsel saat ini telah menjangkau seluruh kecamatan,” pungkas Sigit.

Selain kepulauan Natuna yang merupakan salah satu pulau terluar Indonesia, di Sumatera sendiri terdapat puluhan titik di mana Telkomsel yang pertama dan sendirian melayaninya. Contoh di Titik 0 atau KM 0 Sabang, Pulau Batu, P. Hibala Nias, P. Balai Singkil, P. Mentawai, P. Siberiut, P. Tambelan Natuna, Ulurawas, Suwoh, Jangkat Jambi, Enggano Bengkulu, P. Bulan, Moro, P. Buru, Sungai Guntung, dan Tanjung Samak.

Di akhir perjalanan dipaparkan hasil drive test yang diukur dalam beberapa parameter, yakni Call Setup Success Rate (CSSR), Call Setup Time (CST), Call Completion Success Rate (CCSR), Mean Opinion Score (MOS), dan Reception Level (RxL).

Call Setup Success Rate merupakan prosentase tingkat keberhasilan panggilan yang ditentukan oleh ketersediaan kanal suara yang dialokasikan. Kesuksesan panggil ditandai dengan adanya nada sambung (berbunyi tut....tut.... atau terdengar ring back tone) dan selanjutnya “Tersambung/Connected” tertulis di layar ponsel. Bila angkanya > 95% Sangat Baik, antara 90%-95% Baik, 80%-90% Cukup Baik, dan <>

Call Setup Time adalah waktu yang dibutuhkan (kecepatan) untuk melakukan panggilan ke pihak yang dituju, dalam hal ini dimulai saat pelanggan menekan tombol “Call/Yes” hingga mendengar nada panggil (ukuran kecepatannya dalam detik). Range 1-4 detik Sangat Baik, 4–8 detik Baik, 8-10 Cukup Baik, dan > 10 detik Kurang Baik.

Call Completion Success Rate merupakan prosentase tingkat kesuksesan suatu hubungan sejak tersambung hingga salah satu pihak melakukan pemutusan. Parameter kesuksesannya adalah komunikasi tanpa putus, tidak terjadi drop call (hubungan terputus). Bila angkanya > 98% Sangat Baik, antara 93%-98% Baik, 88%-93% Cukup Baik, dan <88%>

Mean Opinion Score menggambarkan tingkat kejernihan (kejelasan) suara dalam suatu komunikasi yang diukur dalam skala antara 0-5, di mana MOS <>

Reception Level (RxL) adalah tingkat kekuatan sinyal di jaringan 2G yang diterima ponsel. Skala RxL antara -47 dBm s/d -110 dBm (bila menunjuk angka lebih besar dari -85 dBm Sangat Baik, -92 s/d -85 Baik, -105 s/d -92 Cukup Baik, dan < -105 kurang baik).

Parameter-parameter itulah yang akan diukur dalam Open Drive Test di pulau terluar Kepri ini, di mana dari seluruh call attemps (panggilan handphone to handphone secara acak automatic by system) akan diperoleh angka-angka yang menunjukkan tingkat kualitas jaringan dari semua parameter tersebut (CSSR, CST, CCSR, MOS, dan RxL).

Secara keseluruhan hasil Open Drive Test memperlihatkan kualitas jaringan di titik-titik terluar Kepri adalah Baik, di mana dari total 345 call attemps diperoleh angka rata-rata sebagai berikut: CSSR 92.75% (Baik), CST 8.3 detik (Cukup Baik), CCSR 97.23% (Baik), MOS 2.9 (Baik), dan RxL -87.94 dBm (Baik).

Tidak ada komentar: